Monday, October 21, 2013

Kanker BUKAN Satu Alasan untuk Berhenti Menggapai Mimpi

Jarum itu seolah menjadi sahabat yang paling dekat untuk ku saat ini. Siapa yang salah tak penting lagi bagiku. kesalahan ayahku di masalalu seakan terkuak. Tak jarang ayah dan ibu ku menyalah kan dirinya sendiri. Tapi takdir tetap lah menjadi garis kehidupan. Tak ada yang bisa menghapus suatu garis yang sudah tergores oleh sang maha pencipta.
Sore ini mungkin menjadi sore terpedih dalam sejarah hidupku. Diagnosa dokter kembali memvonis ku pengidap tumor otak atau yang biasa di sebut kanker otak. Aku tak pernah berfikir ini adalah sesuatu yang berat. Aku menyadari bahwa otak yang ku gunakan setiap harinya adalah milik-Nya. Aku memang harus pasrah, jika sang pencipta menginginkan otak yang di titipkan di tubuh ku di isi dengan sel kaker yang mematikan. Jika tidak dengan berbesar hati, apa lagi yang bisa aku lakukan selain ini? Mungkin mata yang memandang, menganggap ku orang yang bodoh dan mudah menyerah. Tapi , di dalam hati ini tersimpan usaha kuat yang membuat ku masih bernafas sampai detik ini.
Penyakit ini memang selalu aku rahasiakan dari teman-temanku. Aku tak pernah berfikir teman seperjuangan ku tau bahwa aku adalah pengidap kanker ganas. Aku tak mau terlihat lemah. Bahkan ketika jam pelajaran yang sangat berat, sebenarnya tubuh ini sudah menolak. Otak tak mau menggerakkan saraf-saraf, sehingga terkadang aku merasa tak mampu. Mungkin aku tidaklah pantas untuk bersaing dengan otak sehat mereka. Tapi mimpi tetap lah mimpi yang harus di perjuangkan. Aku sadar dengan kekurangan ku, tapi aku juga sadar dengan arti hidup.
Berbagai rangkaian pengobatan sudah aku jalani. Mulai dari kemotrapy, radiasi dan sampai pada pengobatan tradisional. Kegiatan pengobatan memang sangat menyita waktu remaja ku. Aku seolah kehilangan dunia yang sangat aku cintai. Tak jarang aku sekolah dengan sisa energi yang sangat limit dari tubuhku. Kadang, aku juga tak mampu menyerap berbagai mata pelajaran di sekolah yang sangat berat. Aku sedih karena hal terpenting dalam hidup ku terganggu. Otak adalah pusat dari tubuh. Aku tidak pernah keberatan jika sang pencipta mengambil bagian dari tubuh ini. Aku hanya ingin tetap berfikir, tetap bisa duduk diantara teman-teman ku, bisa memilih universitas favoritku, dan tentu nya tetap bisa menggapai impian ku sebelum tiba saat nya nyawa ini di ambil.
Semenjak aku mengidap penyakit ini, memang aku mulai jarang belajar di rumah. Aku sering kali hanya memperhatikan guru saat menerangkan di sekolah. Syukur, ingatan ku mampu di andalkan. Aku tak mendapat kesulitan dengan cara belajar ku seperti ini.
Memang aku telah kehilangan dunia remaja yang sangat indah dalam hidup ini. Boleh kah aku mengenal  sosok malaikat yang mampu mengurangi beban ku dalam menjalani hari-hari yang berat ini?? Aku hanya tersenyum ketika sosok malaikat indah menemaniku. Tapi apakah selalu sosok malaikat itu memeluk ku dengan hangat ? aku hanya bisa berterimakasih dengan nya. karena aku hanyalah sesosok gadis yang mempunyai nyawa tak tentu. Dan aku harus siap kapan pun Tuhan memanggilku.

Ayah dan ibuku memang bisa disebut obat paling mujarab dari keadaan ku yang seperti ini. Mereka selalu mengusahakan untuk kesembuhanku. Meskipun gagal, tapi mereka tak pernah menyerah. Meskipun dengan keadaan sakit, ini bukan penghalang untuk membahagiakan orangtua ku dengan berbagai prestasi. Aku selalu berusaha agar aku menjadi anak yang membanggakan untuk mereka. Bahkan, jika aku di beri umur panjang. Aku ingin menggapai cita-cita ku sebagai seorang guru sesuai harapan orangtua ku. Jika aku di beri kesempatan untuk hidup lebih lama lagi, aku akan berusaha mewujudkan apa yang di inginkan oleh orangtua ku. Karena tak ada kebahagiaan di dunia ini, selain melihat Ayah dan Ibu ku tersenyum bahagia karena ku. J

Sunday, October 20, 2013

But if you NEVER try, you’ll NEVER know

But if you NEVER try, you’ll NEVER know
Lirik lagu Fix You ini cocok untuk para pejuang mimpi seperti ku.kalau kamu tak pernah mencoba , kamu tak akan pernah tahu. Judul ini pula yang akan menjadi tema postingan ku kali ini. tentang keberhasilanku.
‘’Diamkan, Kerjakan, dan Buktikan.’’
Diam. Diam ketika teman-teman ku tidak ada yang mendukungku. Diam ketika teman-teman tak ada yang menganggapku untuk mewujudkan mimpi karena bagi mereka aku bukan siapa-siapa. Diam ketika semua teman-teman ku asyik membicarakan yang sedang trend saat ini dan aku hanya bisa tertunduk diam memandangi soal-soal yang harus aku kuasai dan berbagai runtutan kegiatan penyembuhan penyakit ini. Diam di tempat bimbingan dan Rumah sakit ketika semua teman-teman ku asyik bersorak-sorak gembira menonton film yang sedang booming saat ini.Diam ketika aku merasa aku sendiri, dan yang bisa aku andalkan adalah diri aku sendiri.
Ketika teman-teman ku sedang menikmati masa-masa terakhir di kelas 3, aku malah asyik menikmati perjuangan terakhir di kelas 3. Sebenarnya sebelum kelas 3 aku sudah tahu aku mau kemana. Ayah selalu mengatakan hal ini pada ku ‘’ ALLAH memberikan kebebasan buat kita untuk bermimpi’’ dan dari situlah aku yakin, kalau ALLAH ngasih kesempatan kita untuk bermimpi, sebenarnya ALLAH juga memberikan kesempatan untuk kita agar dapat menggapai mimpi.
Ketika semua teman-teman ku bertanya tentang jurusan apa yang akan aku ambil ketika kuliah. Aku hanya bisa senyum. Dan entahlah, aku tak menjawab nya karena kebanyakan ujungnya akan merendahkan aku.
Ayah ku selalu bilang ‘’Diam dan Buktikan’’
Aku Cuma diam kalau lihat aku sendirian. Aku sendiri disini belajar berjuang untuk kesembuhan dan pendidikan ku. Nggak ada yang bisa aku ajak share, ajak curhat. Semua hanya menikmati masa-masa terakhir di SMA. Buat aku sih nggak bisa gitu, aku mau masa-masa terakhirku tertutup indah. Aku pernah Tanya ke ayah ‘’apalagi yang lebih indah dari aku diterima di PTN nanti?’’. Jawabannya adalah ‘’nggak ada’’.
Kerjakan, kerjakan apa yang sudah seharusnya aku kerjakan. Kerjakan sesuatu yang bermanfaat, yang akan membawa ku mewujudkan mimpiku. Kalau di Tanya soal kerjakan. Jujur aku capek. Capek banget. Kerjaan aku bukan hanya focus sama UAN, bukan! Masih ada ujian-ujian lain yang ada di depanku. Kemotrapy, radiasi, siap SNMPTN dan SBMPTN. Lelah fisik itu pasti.
Karena kanker otak ini. dokter melarang ku untuk tidak banyak berfikir. WHAT?? Kelas 3 gini nggak boleh banyak mikir. Please, UN dan SNMPTN ada di depanku.
Tapi yang ada di otak ku saat itu adalah belajar, belajar, dan belajar. Aku Cuma bisa belajar. Apa lagi yang bisa aku lakukan ? kalau tukang bangunan harus angkat batu-bata agar jadi rumah, kalau aku beda. Aku angkat-angkat alis melulu lihat soal yang membingungkan. Dan tak lupa juga aku selalu berdo’a sama ALLAH. Bukan nya takabur sih, tapi buat apa usaha kalau tidak ada ibadah ? sama aja kayak ngitungin pasir di pantai.

IF I BELIEVE I CAN !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!