“Terlintas
bayangmu. Bayang yang selalu menyiksa diriku. Walau selalu ku coba membakar
indah kenangan itu”
Mungkin
lirik lagu last child kali ini lah yang menjadi tema postingan ku kali ini.
Hari
ini adalah hari bahagiaku. Bertambah nya satu umur telah menjadikan simbol
bahwa saatnya aku serius untuk masa depanku.
Kalian
tahu apa yang terjadi di hari bahagiaku? Tamparan keras yang jatuh di pipiku
dalam suatu perkataan yang sangat menyakitkan. Membuat aku tersadar bahwa
selama ini aku masih berada dalam lautan penantian yang tak ada ujungnya.
Kisah
cinta kita dulu terbilang indah. Perjuangan dan tangis yang dilakukan nya telah
menghancurkan pertahanan hati teguh ku untuk mencapai sebuah impian besar dalam
kehidupanku. Sebelumnya, tangis tawa ku hanya untuk impian ku. Tangis ku adalah
ketika aku mengantongi nilai yang sangat sedikit dan tawa ku adalah mengantongi
nilai yang berbobot. Tapi apa yang terjadi ketika keteguhan hati di hancurkan
oleh perjuangan manis nya untuk mendapatkan cinta ku di usia SMA? Yang terjadi
hanyalah masa-masa manis di awal goresan pena. Kisah selanjutnya hanyalah
bagaikan burung tanpa sayap, yang berusaha untuk mengumpulkan energi-energi
positiv untuk kekuatan bangkit dari kegagalan.
Aku
selalu percaya tentang garis kehidupan yang ada di depan sana. Sempat berfikir
semua hanyalah kebodohanku dan tak kokohnya pendirianku untuk fokus pada impian
indah yang masih di ujung sana. Aku tak pernah menyalahkan nya atas
janji-janjinya yang mungkin harus di tepati dan itu di ingkari. Aku menghargai
bahwa di negara tercinta kita telah berdiri kokoh suatu lembaga Hak Asasi
Manusia. Dan aku memegang dan menjalan kan apa yang telah di tetapkan oleh
negara ini. Dan tentunya, aku membiarkan nya memilih apapun yang terbaik untuk
nya, sekalipun itu bukan aku.
Pandangan
hidupku selalu lurus sejajar dengan garis kehidupan yang ada di depan sana. Aku
tak mau membelakangi garis kehidupan ku. Aku berusaha membakar kenangan indah
kita. Walau itu sulit, karena pertemuan kita di sekolah itu setiap saat. Kadang
kita berpapasan di sudut sekolah. Apa yang terjadi ? apa aku harus membalikkan
badan ? tidak! Aku tetap berjalan lurus. Aku tak mau terlihat berlebihan dalam
kisah ini. Mungkin, dia berfikir bahwa ini hanyalah sebuah cinta masa sekolah
yang tidak berarti. Justru itulah yang membuat aku teguh dan alasan ku untuk
berdiri lagi.
Berkali-kali
tamparan keras tentang ucapan nya yang sangat menyakitkan diberikan ke aku. Dan
itu di berikan nya tak hanya di moment bahagiaku. Tapi ketika aku mencoba
menghubungi nya lagi dan datang sebagai teman. Tapi sepertinya tak ada yang
bisa mengubah prinsip hidupnya. Mungkin, apa yang di minta nya sangat lah mudah
menurutnya. Hanya satu kata yang setiap orang jarang untuk bisa melakukan nya.
MELUPAKAN! Satu kata itulah yang selalu di ucapkan nya ke aku. Lalu apa makna
perjuangan dan tangisnya dulu? Itulah yang menjadi misteri dalam hidupku yang
belum bisa aku jawab dengan tepat dan yakin.
Tetap
pada inti dalam kehidupan ini. Hidup adalah pilihan. Dulu dia memilihku dan aku
juga memilihnya. Lalu sekarang ? dia memilih wanita lain yang mungkin lebih
baik dari pada aku. apa aku harus melarang nya ? tidak. Aku menghargai setiap
pilihan nya. aku yakin, mungkin ini adalah sebagian dari garis kehidupan ku. Aku
tersentak kecewa memang. Tapi aku bisa apa? Itu adalah hak asasi nya yang tidak
bisa di ganggu oleh orang lain, sekalipun itu aku. Disini, aku hanya tetap bisa
memandangnya dengan sejuta harapan agar dia bahagia. Aku nggak pernah ingin dia
tahu, bahwa aku masih berusaha keras untuk membakar kenangan indah yang di
berikan nya. dan aku tetap berusaha mewujudkan keinginannya, untuk mulupakan
nya walaupun menghapus coretan-coretan indah nya di hatiku itu sangat sulit.