Friday, December 20, 2013

AKU PERNAH BILANG





Aku pernah bilang, bahwa aku percaya sama garis kehidupan yang ada di depan sana. Tapi manusia tetap lah makhluk yang mempunyai batas kemampuan. Dan aku tidak akan mampu menggenggam erat garis kehidupan ku tanpa usaha keras dari dalam diriku.
Hari ini raport semester 5 telah usai di bagikan. Nilai ku memang tidak mengecewakan. Tapi kekhawatiran masih saja menghantui pikiran ku dalam hal menuju gerbang PTN yang aku harapkan. Kadang aku percaya diri, tapi kadang juga aku merasa diriku bukan apa-apa. Merasa di luar sana masih banyak yang jauh lebih baik dari apa yang telah aku raih disini. Motivasiku Cuma satu memang, tapi satu motivasi mampu membakar berjuta-juta rasa malas dalam diriku.
Aku simpel. Motivasi ku hanya orangtua. Dengan melihat orangtua ku banting tulang setiap harinya. Itu membuat aku semangat untuk belajar.
Buat teman-teman ku dan siapapun yang membaca postingan ku kali ini. Kalian harus tau, aku sangat sayang sama orangtua ku. Bahkan, aku malu ketika aku membaringkan badan lebih dulu dari orangtua ku yang seharian bekerja untuk memenuhi kehidupan ku. Kadang aku merasa jadi anak yang selalu ada dalam zona aman di balik uang orangtua ku. Aku masih saja belum jadi anak yang mandiri. Aku hanya bisa membuktikan ke orangtua ku lewat nilai-nilai yang aku dapat. Dan inti dari hidup ku adalah membahagiakan orangtua ku. Dan setidaknya di masa sekolah ku ini, aku bisa membuktikan bahwa aku nggak main-main waktu disekolah.

Friday, December 13, 2013

Cinta Masa Sekolah



“Terlintas bayangmu. Bayang yang selalu menyiksa diriku. Walau selalu ku coba membakar indah kenangan itu”
Mungkin lirik lagu last child kali ini lah yang menjadi tema postingan ku kali ini.
Hari ini adalah hari bahagiaku. Bertambah nya satu umur telah menjadikan simbol bahwa saatnya aku serius untuk masa depanku.
Kalian tahu apa yang terjadi di hari bahagiaku? Tamparan keras yang jatuh di pipiku dalam suatu perkataan yang sangat menyakitkan. Membuat aku tersadar bahwa selama ini aku masih berada dalam lautan penantian yang tak ada ujungnya.
Kisah cinta kita dulu terbilang indah. Perjuangan dan tangis yang dilakukan nya telah menghancurkan pertahanan hati teguh ku untuk mencapai sebuah impian besar dalam kehidupanku. Sebelumnya, tangis tawa ku hanya untuk impian ku. Tangis ku adalah ketika aku mengantongi nilai yang sangat sedikit dan tawa ku adalah mengantongi nilai yang berbobot. Tapi apa yang terjadi ketika keteguhan hati di hancurkan oleh perjuangan manis nya untuk mendapatkan cinta ku di usia SMA? Yang terjadi hanyalah masa-masa manis di awal goresan pena. Kisah selanjutnya hanyalah bagaikan burung tanpa sayap, yang berusaha untuk mengumpulkan energi-energi positiv untuk kekuatan bangkit dari kegagalan.
Aku selalu percaya tentang garis kehidupan yang ada di depan sana. Sempat berfikir semua hanyalah kebodohanku dan tak kokohnya pendirianku untuk fokus pada impian indah yang masih di ujung sana. Aku tak pernah menyalahkan nya atas janji-janjinya yang mungkin harus di tepati dan itu di ingkari. Aku menghargai bahwa di negara tercinta kita telah berdiri kokoh suatu lembaga Hak Asasi Manusia. Dan aku memegang dan menjalan kan apa yang telah di tetapkan oleh negara ini. Dan tentunya, aku membiarkan nya memilih apapun yang terbaik untuk nya, sekalipun itu bukan aku.
Pandangan hidupku selalu lurus sejajar dengan garis kehidupan yang ada di depan sana. Aku tak mau membelakangi garis kehidupan ku. Aku berusaha membakar kenangan indah kita. Walau itu sulit, karena pertemuan kita di sekolah itu setiap saat. Kadang kita berpapasan di sudut sekolah. Apa yang terjadi ? apa aku harus membalikkan badan ? tidak! Aku tetap berjalan lurus. Aku tak mau terlihat berlebihan dalam kisah ini. Mungkin, dia berfikir bahwa ini hanyalah sebuah cinta masa sekolah yang tidak berarti. Justru itulah yang membuat aku teguh dan alasan ku untuk berdiri lagi.
Berkali-kali tamparan keras tentang ucapan nya yang sangat menyakitkan diberikan ke aku. Dan itu di berikan nya tak hanya di moment bahagiaku. Tapi ketika aku mencoba menghubungi nya lagi dan datang sebagai teman. Tapi sepertinya tak ada yang bisa mengubah prinsip hidupnya. Mungkin, apa yang di minta nya sangat lah mudah menurutnya. Hanya satu kata yang setiap orang jarang untuk bisa melakukan nya. MELUPAKAN! Satu kata itulah yang selalu di ucapkan nya ke aku. Lalu apa makna perjuangan dan tangisnya dulu? Itulah yang menjadi misteri dalam hidupku yang belum bisa aku jawab dengan tepat dan yakin.

Tetap pada inti dalam kehidupan ini. Hidup adalah pilihan. Dulu dia memilihku dan aku juga memilihnya. Lalu sekarang ? dia memilih wanita lain yang mungkin lebih baik dari pada aku. apa aku harus melarang nya ? tidak. Aku menghargai setiap pilihan nya. aku yakin, mungkin ini adalah sebagian dari garis kehidupan ku. Aku tersentak kecewa memang. Tapi aku bisa apa? Itu adalah hak asasi nya yang tidak bisa di ganggu oleh orang lain, sekalipun itu aku. Disini, aku hanya tetap bisa memandangnya dengan sejuta harapan agar dia bahagia. Aku nggak pernah ingin dia tahu, bahwa aku masih berusaha keras untuk membakar kenangan indah yang di berikan nya. dan aku tetap berusaha mewujudkan keinginannya, untuk mulupakan nya walaupun menghapus coretan-coretan indah nya di hatiku itu sangat sulit.